OJK Beberkan Biang Kerok Penyaluran Kredit Perbankan Lesu, Apa Katanya?

0
OJK ungkap penyebab lesunya penyaluran kredit perbankan pada April 2025. (Freepik)

PENTAS.TV – BANDUNG, Secara umum, terjadi ha beragam dinamika global cukup berpengaruh pada performa dan kinerja berbagai sektor ekonomi nasional. Kondisi itu dirasakan pelaku Industri Jasa Keuangan (IJK) sektor perbankan.

Satu indikator yang menunjukkan sedikit terpengaruhnya kinerja perbankan yakni pada perkembangan penyaluran kredit.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, bahwa pada April 2025, penyaluran kredit perbankan terkoreksi 8,88 persen secara tahunan.

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, mengemukakan, ada beberapa hal yang memicu lesunya penyaluran kredit perbankan pada April 2025.

“Penyebab pertama, beberapa perbankan lebih memilih untuk menempatkan likuiditasnya pada instrumen keuangan lain,” tandas pria berkacamata ini kepada media beberapa waktu silam.

Instrumen itu, sebutnya, di antaranya Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Padahal, kata mantan Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Jabar tersebut, secara imbal hasil , penempatan dana pada instrumen-instrumen itu oleh perbankan tidak seoptimal penyaluran kredit.

Saat ini, ungkapnya, imbal hasil SRBI yaitu 6,5 persen-7 persen. Sedangkan return atau imbal hasil penyaluran kredit, sambungnya, bisa lebih besar dan menguntungkan secara long term.

Biang keladi kedua, sambung Dian Ediana Rae, yakni masih belum optimalnya permintaan kredit oleh sektor riil. Seandainya sektor riil belum atau menunda ekspansinya, sahutnya, dampaknya, permintaan kredit perbankan pun kurang optimal.

Walau demikian, katanya, mengacu pada perkembangan ekonomi makro yang mulai stabil plus terpangkasnya Suku Bunga Acuan BI menjadi level 5,5;persen serta berkurangnya rasio Tingkat Bunga Pinjaman (TBP) yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pihaknya optimistis bahwa pada triwulan II, triwulan III, dan hingga akhir tahun, terjadi bounce back sehingga kondisinya lebih baik.

Pemicu gontainya perkembangan kredit pada April 2025, imbuh Dian Ediana Rae, yakni kondisi awal tahun, yang memang bersifat siklikal dan cenderung kerap mengalami perlambatan.

Karena itu, Dian Ediana Rae berseru, bahwa agar penyaluran kredit lebih bergeliat, sebaiknya, perbankan menyasar sektor-sektor unggulan dan prioritas.

Semisal, ujar dia, properti, dalam hal ini, perumahan bagi kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Lalu, lanjutnya, hilirisasi industri.

“Termasuk, para pelaku UMKM (Usaha Mikro-Kecil-Menengah),” tutup Dian Ediana Rae. (win/*)