Menteri Kemendukbangga Kunjungi Pasutri Yang Miliki Bayi Tepat di hari Jadi Keluarga Nasional di RSUD LembaNg

0
Menteri Kemendukbangga, Wihaju berjalan ditemani Direktur RSUD Lembang melihat bayi
Menteri Kemendukbangga, Wihaju berjalan ditemani Direktur RSUD Lembang melihat bayi

PENTAS.TV – Bahagia tak terperikan bagi Hema yang bisa dengan selamat melahirkan bayinya di RSUD Lembang hari ini. Hema sama sekali tak menyangka kelahiran anaknya bertepatan dengan hari jadi peringatan Keluarga Nasional.

Apalagi, rasa Bahagia semakin bertambah ketika dirinya beserta keluarga dikunjungi Menteri Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

“Hari ini tanggal 29 Juni 2025, bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional, hari kebesaran Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, yang memang sudah saya sampaikan ke beberapa teman-teman,kalau ada yang melahirkan tanggal 29 Juni 2025, akan saya jadwalkan untuk didatangi, berkenaan dengan kunjungan ini nanti ada juga yang ditangani oleh pimpinan yang lain. Kunjungan itu bagian dari kehormatan karena di saat yang sama ada lahir manusia, di saat yang sama diperingati juga Hari Keluarga Nasional,” ujar Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd, Kepala BKKBN, Minggu (29/06/2025).

“Kebetulan saya ada kegiatan di KBB, Kabupaten Bandung Barat, kemudian saya koneksi dengan KAPER, dan menemukan ada kelahiran bayi hari ini tiga anak. Satu bayi lahir di Bidan Mandiri, dua di RSUD Lembang. Saya tadi sudah sampaikan ke Bu Direktur RSUD Lembang juga para dokter-dokter spesialis juga,semangatnya adalah bahwa, salah satu yang mungkin perlu kita ingatkan adalah, ada hari Keluarga Nasional,” terangnya.

Wihaji menjelaskan bahwa siapapun mereka pasti akan kembali ke keluarga, dan pendidikan pertama kali dalam kehidupan itu ya di keluarga,anak mendapat pendidikan makan itu dari keluarga, pendidikan bicara pun berasal dari keluarga,tidak ada anak langsung sekolah berbicara bilamana tidak dididik keluarga.

Karena itu, menurut Kepala BKKBN ini, keluarga itu kunci utama, dan disebabkan keluarga merupakan kunci utama, saya meyakini dari hal-hal yang sederhana yang kecil inilah nanti akan melahirkan anak-anak dalam tanda petik menjadi generasi emas yang diamanatkan oleh Bapak Presiden.

“Saya pembantu Presiden yang menangani kependudukan dan pembangunan keluarga. Salah satunya untuk memastikan supaya anak-anak yang lahir nanti menjadi anak-anak yang hebat.Maka dipastikan satu, jangan sampai stunting.

“Karena itu tadi kita tanya-tanya tipis-tipis, tapi saya tidak mungkin akan ngomong itu.Saya bisa melihat, oh ini gimana, kemarin gimana asupan gizinya. Saya tanya dokter, semuanya sehat, wal afiat.Semoga nanti bisa ditelanjuti, diobservasi, dan hasilnya baik-baik saja,”imbuh Menteri Kemendukbangga.

WIhaji menekankan bahwa kegiatan yang dilakukan saat ini, Intinya dalam rangka Hari Keluarga Nasional. Dirinya mengapresiasi para ibu yang melahirkan bayinya  bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional.

Ia pun menilai bahwa  salah satu stunting yang agak lumayan itu di KBB. Di Jawa Barat itu lumayan dan Kabupaten Bandung Barat 30 persen.Jadi agak lumayan angkanya. Karena itu dirinya meminta  Kaper, untuk diturunkan prosentasenya karena memang jumlah penduduk Indonesia paling banyak kan Jawa Barat.

WIhaji menerangkan salah satu prioritas untuk kuantitas itu Jawa Barat, untuk kualitas ada Papua dan NTT. Dan Jawa Barat itu kalau disupport dan berhasil, nanti keberhasilan programnya akan men-support Indonesia. Karena keberhasilan programnya berpengaruh. Apalagi, sekarang penurunan prosentasenya sudah bagus kemarin, penurunan Jawa Barat  turun 5 persen, se-provinsi.

“Tapi angka stunting untuk KBB, agak lumayan masih tinggi. Karena itu kita nanti titip, semua 18 persen. Sampai nanti 2029 14 persen. Itu target RPCMN yang diamanakan kepada saya selaku pembantu presiden,” ulas sang Mentri.

“Kira-kira seperti itu informasinya. Insya Allah terpenuhi, kita keroyok rame-rame nanti. Ada aka nada dukungan program dari kita namanya Genting. Gerakan orang tua asuh juga stunting. Jadi kita kumpulin orang-orang tua asuh dalam tanda petik, tolong dong ini ada masyarakat kita yang punya KRS. Keluarga resiko stunting, Mungkin asupan kisi, air bersih, sanitasi,” imbuhnya.

Kepala BKKBN menjelaskan bahwa stunting di Jabar agak lumayan juga dan salah satu sebab menurut dokter-dokter berasal dari pernikahan dini juga.

Salah satu yang memungkinkan 90% nya itu karena itu harapan kita Dengan adanya gerakan orang tua asuh.

Untuk program-program atas stunting, di luar yang memang sudah diperintah oleh Presiden Prabowo melalui program Makan Bergizi Gratis (MBC). Peruntukannya itu yang dengan hitungan 10% nya wajib untuk ibu hamil, Ibu menyusui dan balita non-paud. Supaya tidak terjadi stunting, salah satu yang penyebabnya asupan Gizi.

“Kita atasi stunting ini dengan cara  MBG, didukung air yang bersih, sanitas. Saya kerjasama dengan PTBN Saya kerjasama dengan Bank Mandiri, dan stakeholder terkait sehingga men-support itu,” pungkas Wihaji.