OJK Bicara (Lagi) Soal Perkembangan DPK dan Kredit Perbankan, Apa Katanya?

0
Satu jaringan kantor PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk (Persero). (Facebook)

PENTAS.TV – BANDUNG, Selama beberapa waktu terakhir, perkembangan ekonomi mengalami dinamika. Itu terjadi sebagai dampak terjadinya beragam peristiwa global.

Misalnya, trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China. Lalu, adanya kebijakan impor oleh pemerintah AS. Kemudian, terjadinya konflik geopolitik, yakni perseteruan Rusia-ukraina dan Iran-Israel.

Walau demikian, beberapa sektor ekonomi Indonesia masih menunjukkan pergerakan positif. Di antaranya Sektor Jasa Keuangan (SJK), khususnya perbankan.

Usai Rapat Dewan Komisioner (RDK) periode Juni 2025,  Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjelaskan kondisi dan perkembangan terkini perbankan nasional.

Mantan Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Jabar tersebut mengatakan, ada beberapa elemen yang menunjukkan pergerakan positif industri perbankan. Antara lain, sebutnya, pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Dian Ediana Rae mengungkapkan, secara tahunan, perkembangan DPK perbankan pada Mei 2025, bergeliat 4,29 persen atau bernominal Rp9.072 triliun.

Akan tetapi, sambungnya, perkembangan DPK pada Mei 2025 itu sedikit terkoreksi jika membandingkannya dengan pencapaian April 2025, yang secara tahunan, menggeliat 4,55 persen.

Memang, perbandingan perkembangan DPK perbankan antara Mei 2025 dan April 2025 mengalami sedikit kontraksi. Walau  demikian, kata Dian Ediana Rae, likuiditas perbankan masih positif.

Dian Ediana Rae meneruskan, rasio Loan Deposit Ratio (LDR) mengalami perubahan. Pada Mei 2025, ujar dia, posisi LDR yakni 88,16 persen. Periode sama 2024, rasio LDR berada pada level 84,8 persen.

Bagaimana penyaluran kredit atau pembiayaan?

Dian Ediana Rae menginformasikan, hingga Mei 2025, secara kumulatif, industri perbankan menyalurkan kredit yang bertambah 8,43 persen secara tahunan atau menjadi Rp 7.998 triliun.

Akan tetapi, imbuhnya, perbandingannya dengan penyaluran kredit hingga April 2025, perkembangannya sedikit melambat. Itu karena, terangnya, penyaluran kredit perbankan hingga April 2025 bergerak positif 8,88 persen secara tahunan.

Dian Ediana Rae juga mengungkap perkembangan rasio Non-Performing Loan ( NPL) atau kredit bermasalah.

“Pada Mei 2025, rasio NPL Gross perbankan yakni 2,29 persen, lebih banyak 5 basis poin daripada posisi April 2025,” tuturnya.

Sedangkan posisi Net Interest Margin (NIM) atau pendapatan bunga bank bersih, bebernya, perkembangannya secara bulanan, masih berada pada level 4,45 persen. “Sayangnya, secara tahunan, posisi NIM perbankan merosot 11 basis poin,” pungkasnya. (win/*)