
PENTAS.TV – BANDUNG, Banyak hal yang menjadi indikator moncer dan gemilangnya performa serta kinerja sebuah korporasi. Di antaranya, nilai aset.
Berkenaan dengan hal itu, korporasi sektor transportasi publik,i PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), menunjukkan kapasitasnya sebagai korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkinerja mentereng.
Kementerengannya itu tercermin pada semakin berlimpahnya nilai aset yang dimiliki PT KAI (Persero).
Saat menjadi pembicara pada agenda Rapat Kerja Tengah Tahun Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 2025, Didiek Hartanyo, Direktur Utama PT KAI (Persero), mengklaim bahwa korporasi yang dahulu bernama Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tersebut, pada 2024, memiliki aset bernilai Rpp97,1 triliun.
“Nilai (aset) itu bertambah Rp44,9 triliun apabila perbandingannya dengan pencapaian 2020, yakni Rp52,2 triliun,” tandas Didiek Hartanyo, dalam keterangannya.
Didiek Hartanyo mengakui bahwa ketika terjadi pandemi Covid -19, pihaknya sempat gigit jari akibat mengalami kerugian. Nominalnya, ujarnya, masif, yakni Rp1,7 triliun.
Namun, lanjutnya, berkat penerapan beberapa strategi yang tepat, secara bertahap, pihaknya berhasil pulih.
Cirinya, jelas dia, yakni berkurangnya kerugian menjadi Rp435 miliar pada 2021. Lalu, sahut dia, adanya implementasi dan penerapan sejumlah inovasi digital, termasuk penyempurnaan pelayanan, pada 2024, kondisinya berubah 180 derajat.
“Akhir 2024, kami bersyukur meraih keuntungan, yang nilainya sekitar Rp2,2 triliun,” sebut dia.
Pada sisi lain, Didiek Hartanyo berpendapat, proses transformasi yang efektif berdampak luar biasa pada performa dan kinerja.
Dia mengatakan, bicara transformasi, bukan hanya tentang inovasi serta pengembangan teknologi digital, melainkan juga berkaitan dengan beberapa hal lain, yakni karakter, adaptif, dan kolaboratif.
“Selain itu, budaya dan teladannya sosok para pemimpin pun turut berpengaruh pada perkembangan sebuah korporasi,,” sambungnya.
Transformasi juga, tambahnya, butuh keberanian. Yakni, jelasnya, ketika membuat sebuah keputusan strategis, meskipun tidak populer atau out of the box,” urainya.
Transformasi juga, lanjutnya, berkaitan dengan efisiensi serta optimalisasi penghasilan. Dalam hal ini, ungkap dia, pihaknya memaksimalkan potensi sistem logistik dan angkutan barang.
“Misalnya, angkutan bau bara dan lainnya. Termasuk, pemanfaatan aset-aset yang bersifat non-produksi,” imbuhnya. (win/*)