Peluncuran Prangko 79 Pendiri Bangsa; Wiranatakusumah pun Masuk Jadi Bagiannya

0
Menteri Budaya Indonesia Fadli Zon berfoto bersama keluarga penerus Wirahadikusumah
Menteri Budaya Indonesia Fadli Zon berfoto bersama keluarga penerus Wirahadikusumah
PENTAS.TV – Dalam rangka memperingati 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Kementerian Kebudayaan RI bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dan Persatuan Filatelis Indonesia meluncurkan prangko seri khusus bergambar 79 tokoh anggota BPUPK dan PPKI. Kegiatan yang digelar pada 12 Agustus 2025 ini berlangsung di Gedung PPKI, Jalan Pejambon II, Jakarta—tempat bersejarah yang menjadi saksi lahirnya Republik Indonesia.

Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Dr. Restu Gunawan, menyampaikan bahwa total 80 prangko diluncurkan, terdiri dari 79 prangko bergambar tokoh pendiri bangsa dan satu prangko bergambar gedung PPKI. “Ini adalah bentuk penghormatan atas jasa besar mereka dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,” ujar Restu, Jumat (15/08/2025)

Sebanyak 500 set prangko diproduksi, lengkap dengan book stamp yang berisi informasi biografi singkat setiap tokoh. Dalam acara ini, Menteri Kebudayaan menyerahkan cenderamata kepada 17 perwakilan keluarga tokoh, serta memotong tumpeng untuk memperingati 123 tahun kelahiran Bung Hatta.

Restu menekankan bahwa penerbitan prangko ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga sarana edukasi dan promosi sejarah bangsa. “Melalui prangko, generasi muda dan masyarakat internasional dapat belajar sejarah dengan cara yang menarik dan berkesan,” ujarnya.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, dalam sambutannya mengajak hadirin untuk merenungkan perjalanan bangsa selama delapan dekade. Ia membandingkan Indonesia dengan negara-negara besar yang mengalami disintegrasi, seperti Uni Soviet dan Yugoslavia, menekankan betapa beruntungnya Indonesia tetap utuh.

“Tidak banyak negara yang bisa bertahan 80 tahun. Ini adalah berkah yang harus kita syukuri,” ujarnya. Ia juga menyoroti bahwa saksi hidup peristiwa Proklamasi kini tinggal segelintir orang. Salah satunya adalah Ibu Sukartini Joyohadikusumo, putri dari Margono Djojohadikusumo, yang kini berusia hampir 107 tahun.

Fadli juga mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan baru saja menghidupkan kembali Direktorat Sejarah yang sebelumnya ditiadakan. Langkah ini diambil untuk memastikan sejarah tetap menjadi bagian penting dari memori kolektif bangsa. “Sejarah harus hidup, dan salah satu medianya adalah benda-benda filateli seperti prangko,” kata Fadli.

Ia menjelaskan bahwa prangko edisi ini adalah yang pertama kali menampilkan seluruh anggota BPUPK, badan yang pada 1945 menjadi wadah persiapan kemerdekaan Indonesia. Anggota badan ini berasal dari berbagai daerah, mewakili keberagaman bangsa sejak awal berdirinya negara.

Fadli merinci bahwa BPUPK mengadakan dua sidang besar pada 1945. Sidang pertama pada 29 Mei–1 Juni membahas dasar negara, sedangkan sidang kedua pada 10–17 Juli merumuskan rancangan konstitusi. Perdebatan yang tajam kala itu berujung pada konsensus yang menjadi fondasi Republik.

Ia mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk memanfaatkan momentum ini sebagai kesempatan belajar sejarah. “Jangan biarkan jasa para pendiri bangsa hanya menjadi catatan di buku. Biarkan mereka hidup dalam ingatan dan hati kita,” pungkasnya

Roedy Wiranatakusumah, yang juga merupakan generasi penerus dari Wiranatakusumah pun menambahkan perihal “perjuangan” keberlanjutan yang dijalankannya hingga saat ini bersama Keluarga Besar Wiranatakusumah, yang salah satunya melalui pengelolaan Masjid Raya Besar Bandung.

“Penghargaan dari negara ini juga diteruskan oleh keturunannya di Bandung
dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat, melalui pemberdayaan ekonomi, religi, dimana salah satunya disebutkan menjadi nazhir dan pengelola Mesjid Raya Bandung (MRB) di Bandung,” ungkap sang Penasihat Hukum ini.

“Saat ini MRB, fungsinya lebih dioptimalkan lagi. kami berupaya melestarikan pemeliharaan mesjid dan menjadikannya sebagai sentra pusat/center of syri’a, di mana keluarga kami terus melanjutkan misi mengutamakan kepentingan umum,
mengedukasi dalam bentuk sosial, politik, budaya, dan ekonomi,”pungkasnya.