Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung kembali menghadirkan program inovatif untuk mendukung pengembangan industri kreatif, khususnya di bidang musik, melalui acara “Workshop dan Festival Konser Bandung Inspirasi Musik 2024.”
Kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi para musisi lokal sekaligus memberikan wadah bagi mereka dalam mengembangkan potensi seni musik di Kota Bandung.
Seperti diketahui, Bandung dikenal sebagai kota penghasil musisi, grup music, artis yang nama dan prestasinya berkibar di Indonesia,sebut saja nama seperti Ruth Sahanaya, Trie Utami, grup musik Gigi yang digawangi Armand Maulana dan banyak lagi.
Diharapkan dengan adanya kegiatan Bandung Inspiring Music (BIM) melalui workshop dan Konser Festival BIM yang diisi oleh para pemusik yang berbeda genre dan zaman dari Bandung, acara ini diharapkan menjadi pemantik semangat baru bagi generasi muda kreatif dalam berkarya.
Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung untuk memperkuat posisi kota sebagai pusat seni dan budaya, sekaligus mendukung pariwisata berbasis kreatif.
“Kita mengadakan Workshop Bandung Inspiring Music (BIM) di hari Jumat (27/09/24) dan Konser Festival BIM nya di hari Sabtu (28/09/24) di D’Majestik. Tim ini diharapkan juga bisa memberikan inspirasi tentunya kepada para pemusik, musisi-musisi yang pemula, apalagi. Ini artinya, akan bertemu antara musisi pemula dan juga musisi senior,” ucap Drs.Arief Syaifudin, SH., M.Par, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Senin (23/09/24).
“Dalam kesempatan itu, nantinya bisa berbagi pengalaman, informasi, transfer ilmu juga. Dengan adanya workshop di BIM ini tentunya bisa mendorong industri musik, khususnya di kota Bandung agar bisa berjaya kembali,”serunya.
Arief menuturkan, jaman dahulu, industri musik di Bandung pada era penyanyi seperti Yana Julio,Rita Effendi, Trie Utama, Ruth Sahanaya dan masih banyak lagi mengalami masa kejayaan dan diharapkan dengan tim ini industry di Kota Bandung bisa bangkit rembali, ramai di blantika music nasional bahkan juga di blantika internasional.
Kepala Dinas pun mengungkapkan dengan didapatnya ilmu dan informasi dari penyelenggaraan workshop dan Festival Konser ini, para generasi Z bisa memanfaatkannya. Apalagi dengan keberadaan media sosial di era sekarang, sangat dimudahkan.
Arief mengatakan bahwa terlebih perihal kegiatan yang akan diadakan ini merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif, dari tujuh belas subsektor itu salah satunya adalah subsektor musik. Sehingga, kegiatan ini pun merupakan concern bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
Arief berhap kegiatan ini juga bisa mendorong bagaimana budaya, seni tradisional maju, tapi juga ketika berbicara di 17 subsektor, adalah bagaimana Dinas bisa mendorong subsektor musik yang telah diutarakan sebelumnya.
“Alasannya pertama adalah saya ingin ada satu tawaran yang berbeda dari pertunjukan musik yang sebelumnya yang sangat beragam dan itu juga menginspirasi yang ada di Bandung ini, tapi saya ingin mengemas dengan cara lain, salah satunya setelah saya lihat adalah masalah workshopnya. Jadi, di kegiatan workshop ini yang berbeda, bagaimana semua talent itu memberikan sesuatu, apa alasan bagi mereka dalam berkarya itu?,” tutur Ferry Curtis sang penggagas acara, menambahkan.
“Karena, menurut saya setiap orang harus bertanggung jawab dengan karyanya dan musisi, menurut saya diminta pertanggung jawabannya, kenapa karya itu dilahirkan, apa alasannya?,” ulasnya.
Ferry menjelaskan untuk musisi yang akan berkontribusi di kegiatan hari Jumat dan Sabtu nanti adalah sebanyak 5 orang yang mewakili warna musik dan jamannya. Ia meyakini bahwa Musisi di luar sana, di Bandung itu banyak sekali yang menginspirasi tetapi untuk kali pertama ini, kegiatan workshop dan festival konser belum bisa menampung mereka semua.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan workshop dan Konser Festival BIM ini bisa dikatakan sebagai langkah “uji coba”, tetapi mereka, para musisi yang berbeda genre satu sama lain, harus sudah siap tampil di depan. Dan menurut Ferry, tantangan yang dihadapi ketika mengomunikasikan gagasan ide adalah soal meyakinkan kepada musisi yang akan terlibat.
Ferry mengungkapkan bahwa tugasnya selain sebagai penyelenggara kegiatan, ia pun sebagai musisi harus mampu meyakinkan mereka sebagai humas, bahwa mereka yang terpilih adalah hasil seleksi dari dua puluh orang musisi yang direncanakan.
“Para lima musisi yang terpilih itu kami yakini, kapasitasnya murni untuk berbicara di workshop dan Konser Festival BIM. Yang pertama muncul nanti yang membangun salah satunya adalah Estuari dan yang terakhir adalah Kang Dani Java Jive,” pungkas Ferry menutup pembicaraan.