KAI Punya Cara Lestarikan Alam dan Lingkungan, Satu Bentuknya: Face Recognition

0
Seorang penumpang melakoni pengidentifikasian melalui Face Recognition di Stasiun Bandung. (Istimewa)

PENTAS.TV – BANDUNG, Menjaga kelestarian alam dan lingkungan merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, baik individu maupun organisasi, lembaga, maupun korporasi.

Berkaitan dengan hal itu, ternyata, hingga kini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) punya cara untuk pro-aktif melestarikan alam dan lingkungan. Seperti yang dilakukan PT KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung.

Bertepatan dengan Hari Bumi Dunia, PT KAI Persero Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung menunjukkan komitmen kuatnya untuk turut melestarikan alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

“Benar. Kami berinovasi berbasis lingkungan sebagai daya dukung menciptakan kelestarian alam secara berkelanjutan,” tandas Kuswardoyo, Manager Hubungan Masyarakat (Humas) PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung.

Kus, sapaan akrabnya, meneruskan, inovasi berbasis lingkungan itu termasuk bagian komitmen jajarannya yang bersifat long term.

Inovasi itu juga, lanjutnya, merupakan strategi pihaknya untuk mendukung mobilitas masyarakat secara lebih go green dan berkelanjutan.

Lalu, seperti apa bentuk inovasi itu?

Mantan Manager Public Relations Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) itu mengatakan, inisiatif dan inovasi berkelanjutan tersebut, antara lain melalui hadir dan aktifnya pola pelayanan boarding ramah lingkungan, yakni penerapan Face Recognition.

Penggunaan Face Recognition, jelasnya, tidak hanya mempermudah dan mempercepat proses boarding para penumpang, tetapi juga mengurangi penggunaan kertas.

Inovasi selanjutnya, ujar mantan Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 3 Cirebon tersebut, yakni adanya fasilitas Drinking Water Station pada Stasiun Bandung dan Kiaracondong.

Para penumpang yang memerlukan air bersih untuk minum, kata dia, bisa memanfaatkan Drinking Water Station. Caranya, sahut dia, mengisikan air pada fasilitas itu pada Tumbler. Cara ini, ujarnya, mengurangi penggunaan botol atau gelas plastik yang bisa menjadi limbah.

Berikutnya, imbuh Kus, pihaknya juga memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi listrik. Triknya, beber dia, menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa Solar Cell.

Penggunaan Solar Cell, jelasnya, membuktikan bahwa pihaknya memanfaatkan dan turut menggeliatkan Renewable & Newable Energy alias Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber listrik.

Solar Cell itu pun, tambah Kus, menjadi komitmen jajarannya untuk menyukseskan sekaligus mengakselerasi tercapainya dekarbonidasi pada agenda Net Zero Emission (NZE), yang dicanangkan pemerintah terealisasi pada 2060.

Kus mengungkapkan ,di wilayah kerjanya, ada beberapa stasiun dan bangunan kantor yang menggunakan Solar Cell.

Yakni, sebutnya, Stasiun dan Griya Karya Banjar. Lalu, sambungnya, Stasiun Bandung, Garut, Cimahi, dan Padalarang.

“Termasuk kantor PT KAI Persero Daop 2 Bandung dan Skybridge Stasiun Bandung,” lanjutnya.

Tidak itu saja, tutur Kus, pihaknya pun menerapkan konsep Green House pada bangunan baru melalui skema The Green Architecture. Yakni, jelasnya, mengoptimalkan sistem pencahayaan alami plus ventilasi udara. (win)