PENTAS.TV – BANDUNG, Walaupun masih terjadi dinamika global, industri perbankan nasional masih menunjukkan geliat kinerjanya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginformasikan, ada beberapa aspek yang menjadi indikator tetap bergairahnya performa dan kinerja perbankan, baik konvensional, yang mencakup perbankan umum, Bank Pembangunan Daerah (BPD) , Bank Perekonomian Rakyat (BPR), maupun Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).
Dalam keterangannya, M Ismail Riyadi, Kepala Departemen Literasi, Inklusi, dan Komunikasi OJK, menyatakan, satu indikator bersinarnya kinerja perbankan yaitu penyaluran kredit atau pembiayaan.
“Hingga Maret 2025, perbankan menyalurkan kredit yang bertambah 9,16 persen secara tahunan atau menjadi Rp7.908,42 triliun,” tandasnya.
Kredit investasi, lanjut M Ismail Riyadi, menjadi pembiayaan yang paling moncer geliatnya. Secara tahunan, kata dia, hingga triwulan I 2025, nominal kredit investasi bergeliat 13,36 persen.
Jenis pembiayaan konsumsi, berikutnya yang mengalami perkembangan positif terakbar, katanya, adalah kredit konsumsi. Perkembangannya secara tahunan pada posisi 9,32 persen.
Selanjutnya, sahut M Ismail Riyadi, yakni kredit modal kerja, yang bergairah 6,51 persen lebih banyak daripada periode sama tahun lalu.
Korporasi berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lanjut dia, menjadi trigger utama geliat perbankan nasional. Persentase perkembangan perbankan BUMN hingga akhir Maret 2025 yakni 9,54 persen secara tahunan.
Debitur yang paling besar mengalami perkembangan hingga tiga bulan perdana 2025, tambah M Ismail Riyadi, adalah kredit korporasi.
“Besaran persentasenya yakni 13,52 persen secara tahunan. Khusus kredit UMKM(Usaha Mikro-Kecil-Menengah), perkembangan debiturnya 1,95 persen lebih banyak daripada triwulan I 2024,” paparnya.
Bagaimana perkembangan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL)?
M Ismail Riyadi menyebutkan, hingga Maret 2025, rasio NPL Gross masih dalam posisi positif, yakni 2,17 persen. Sedangkan posisi NPL Net, tuturnya, yaitu 0,80 persen.
Berdasarkan pencapaian ini, M Ismail Riyadi menegaskan, proyeksi perkembangan penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan hingga akhir 2025, tetap pada level 9-11 persen.
Bicara tentang pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK), M Ismail Riyadi menambahkan, hingga akhir Maret 2025, perkembangan DPK yang dikelola perbankan juga menunjukkan pergerakan positif.
“Secara tahunan, bertambah 4,75 persen. Nominalnya menjadi Rp9.010 triliun,” ujarnya.
Current Account Savings Account (CASA) alias dana murah yang terdiri atas giro dan abungan, masing-masing bergeliat 4,01 persen serta 7,74 persen secara tahunan.
“Deposito juga berkembang positif. Persentasenya 4,75 persen lebih banyak daripada akhir Maret 2024,” urai M Ismail Riyadi. (win)