PENTAS.TV – BANDUNG, Terjadinya trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China memang bisa berdampak pada perekonomian global, termasuk Indonesia.
Walau demikian, sektor jasa keuangan, khususnya perbankan di Tatar Pasundan, tetap menunjukkan sinarnya.
Darwisman, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabar, menyatakan, pada Februari 2025, secara tahunan, kinerja perbankan di Bumi Parahyangan, yang mencakup perbankan umum, Bank Perekonomian Rakyat (BPR), dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) mengalami pergerakan positif.
Dia mengatakan, ada sejumlah indikator yang menunjukkannya. Antara lain, sebut dia, aset, pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit atau pembiayaan.
“Secara tahunan, pada Februari 2025, aset perbankan di Jabar bertambah 4,97 persen atau menjadi Rp1.000,89 triliun,” tandasnya.
Begitu juga dengan pengelolaan DPK dan penyaluran kredit. Di Jabar, ujarnya, pada Februari 2025, pengelolaan DPK berada pada level Rp686,04 triliun atau bertambah 5,14 persen secara tahunan.
Sedangkan nilai total penyaluran kredit perbankan di Jabar pada Februari 2025, lanjut Darwisman, bernominal Rp653,34 triliun. Realisasi penyaluran kredit itu, kata dia, bertambah 6,29 persen secara tahunan.
Jumbonya penyaluran kredit perbankan di Jabar tersebut, lanjutnya, diimbangi oleh posisi Non-Performing Loan (NPL ) Gross yang masih positif, yakni 3,71 persen.
Khusus perbankan umum yang berkantor pusat di Jabar, Darwisman mengungkapkan, asetnya pun semakin banyak.
Pada Februari 2025, ungkapnya, perbankan umum yang berkantor pusat di Tatar Pasundan punya aset Rp196,42 triliun atau lebih banyak Rp11,24 triliun apabila perbandingannya dengan Februari 2024, yang nominalnya Rp185,17 triliun.
Sama halnya dengan penyaluran kredit dan pengelolaan DPK. Posisi penyaluran kredit oleh perbankan yang bermarkas di Jabar pada Februari 2025 yakni Rp128,4 triliun atau lebih banyak 4,56 persen daripada realisasi Februari 2024.
“Pengelolaan DPK juga bergairah. Pada Februari 2025, total nilai pengelolaan DPK oleh perbankan yang berkantor pusat di Jabar bernilai Rp134,79 triliun, bertambah 1,46 persen secara tahunan,” urai Darwisman.
Selain itu, tambah Darwisman, pada Februari 2025, perbankan yang berkantor pusat di Jabar juga meraup laba masif. Angkanya, ucap dia, yaitu Rp291,49 miliar atau bertambah 4,51 persen secara tahunan.
Lalu, bagaimana perkembangan BPR-BPRS di Jabar?
Orang nomor satu OJK Jabar ini menginformasikan, seperti perbankan umum, kinerja BPR-BPRS pun menggeliat.
Secara kumulatif, sahutnya, di Jabar, BPR-BPRS punya aset yang terus bertambah. Secara bulanan, ujarnya, angkanya bertambah 0,34 persen atau posisinya menjadi Rp32,74 triliun pada Februari 2025.
“Pengelolaan DPK oleh BPR-BPRS, secara bulanan, juga bergerak positif yakni 0,25 persen atau menjadi Rp22,57 triliun,” tutur dia.
Tidak itu saja, pembiayaan BPR-BPRS pada Februari 2025 juga moncer. Nominalnya, beber Darwisman, pada level Rp23,67 triliun atau lebih banyak 1,64 persen daripada realisasi Januari 2025. (win)