LAZNAS Abulyatama Indonesia, Dirikan Rumah Sehat, Orang Kalimantan pun Turut Datang

0
CEO LAZNAS Abulyatama Indonesia Sudarmanto gunting pita untuk peresmian Rumah Sehat Anugerah Langit
CEO LAZNAS Abulyatama Indonesia Sudarmanto gunting pita untuk peresmian Rumah Sehat Anugerah Langit

Menurut Badan Pusat Statistik Jawa Barat, data mencakup aspek-aspek seperti harapan hidup, kesehatan, serta prevalensi penyakit tertentu. Selain itu, status kesehatan lingkungan dan ketidaksetaraan kesehatan juga menjadi sorotan dalam publikasi terbaru mereka.

Banyaknya orang jatuh sakit hari ini disebabkan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat. Makan-makanan non-gizi ditambah minuman berwarna yang kurang menyehatkan jadi satu dan banyak lagi penyebab. Belum lagi polusi udara yang banyak membuat angka kesehatan semakin menurun.

Bagi yang memiliki keinginan untuk penyembuhan lewat obat kimia bisa menjadi sebuah hal pemakluman. Namun, tak terlepas juga, masih banyak orang yang ingin mencapai sehat saat dirinya sakit dengan melakukan pengobatan holistik, yakni mencampurkan metode penyembuhan lewat media holistik.

“ Hari ini, kita launching Rumah Sehat Anugerah Langit. Ini sebetulnya transformasi dari program kita sebelumnya ini yakni bernama Rumah Singgah Anugerah Langit. Dimana Rumah Singgah ini kita sediakan sebagai fasilitas bagi saudara-saudara kita duafa yang ingin berobat ke rumah sakit rujukan,”  ujar Sudarmanto, CEO LAZNAS Abulyatama Indonesia, Selasa (17/09/24) 

“Yang singgah ini, berasal hampir dari seluruh Jawa Barat, bahkan ada juga yang dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Jadi, kami sediakan fasilitas rumah untuk mereka istirahat selama mereka menjalani proses pengobatan di RS Hasan Sadikin. Dan itu, bismillah kita berikan secara free atau cuma-cuma,” tutur Sudarmanto.

Sudarmanto pun menuturkan bahwa dana yang didapat untuk memfasilitasi itu semua berasal dari donatur orang-orang baik,  LAZNAS Abulyatama Indonesia. Bersyukur kebaikan mereka mendukung program-programnya Abulyatama.

Menurut CEO LAZNAS Abulyatama, program Rumah Singgah ini dirintis sejak tahun 2021. Dulu programnya berupa mobil kemanusiaan, kemudian meningkat jadi Rumah Singgah dan sekarang menjadi Rumah Sehat Anugerah Langit. Harapannya ke depan, semoga bisa memiliki rumah sakit setelah pencapaian ini. Terus meningkat segala sesuatunya.

Sudarmanto menerangkan bahwa Rumah Sehat ini lengkap fasilitasnya dengan salah satunya adalah alat terapi Dr. Jism. Alat terapi medan elektrostatik ini disediakan atas kerjasama dengan yayasan Dr. Jism  untuk membantu terapi dan peningkatan kesehatan orang-orang yang datang di Rumah Sehat.  

“Sebelum betul-betul kerja sama, saya pribadi mencoba alat terapi elektrostatik ini selama beberapa waktu. Qadarullah, saya sebelumnya memiliki keluhan gula darah (diabetes) tinggi yakni 272, kolesterol tinggi dan asam lambung. Bersyukur setelah menjalani 22 hari lewat terapi ini, bahkan 5 hari pertama saya merasakan perubahan kesehatan saya menjadi lebih fit,” imbuhnya.

“Bahkan setelah beres penerapian, hari Sabtu kemarin, saya cek ke laboratorium, gula darah saya menjadi turun di 192, kolesterol pun turun. Artinya kesehatan saya kembali mendekati kepada normal,” ulas Sudarmanto.

Sudarmanto memaparkan bahwa penerapian lewat alat Dr. Jism ini untuk Rumah Sehat Anugerah Langit baru yang pertama tetapi untuk total kemitraannya, antara Dr. Jism dengan yang lain mencapai 53 kemitraan.

Ia menjelaskan bahwa program pengadaan kemitraan alat terapi medan elektrostatik seperti yang di Rumah Sehat ini diadakan di Palembang. Akan tetapi, selain di sana, akan disiapkan juga untuk ada di rumah-rumah yatim yang dimiliki oleh Abulyatama.

CEO Abulyatama ini menuturkan bahwa di delapan cabang rumah yatim yang dimiliki, maka di sana akan ada terapi elektrostatik yang nantinya keberadaan rumah yatim ini akan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk menepis stigma di masyarakat bahwa keberadaan rumah yatim itu hanya meminta donasi dari masyarakat. Ke depan, rumah yatim yang dibina Abulyatama akan memberikan hal positif, berkontribusi kebermanfaatan bagi masyarakat sekitarnya.

“Dan pola penerapian di sini, tidak ada tarif khusus. Infaq dari yang diterapi disesuaikan dengan rasa syukur. Adapun untuk jam operasionalnya di sini, karena ada pasien-pasien yang singgah, dibatasi, dari jam 09 hingga jam 17.00,” pungkas Sudarmanto menutup pembicaraan.