PENTAS.TV – BANDUNG, Terjadinya beragam dinamika global, di antaranya berupa trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China, termasuk konflik geopolitik, berdampak luar biasa pada perekonomian berbagai negara, termasuk Indonesia.
Lalu, bagaimana kondisi perekonomian Jabar terkini?
Dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) Potensi Pengembangan Hortikultura dan Peternakan serta Skema Akses Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabar menilai Tatar Pasundan punya peran dan posisi ekonomi strategis yang tetap berprospek positif.
Darwisman, Kepala OJK Jabar, berpendapat, tetap terbukanya peluang dan potensi ini karena Jabar memiliki pondasi kuat sebagai main trigger perekonomian nasional.
“Peran Jabar untuk merealisasikan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2029 sebesar 8 persen sangat krusial. Jabar punya pondasi kuat,” tandas Darwisman.
Kuatnya pondasi itu, lanjutnya, berdasarkan beberapa indikator yang pergerakannya positif.
Di antaranya, sebut dia, Jabar berkontribusi 13,52 persen bagi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional.
Lalu, lanjutnya, perkembangan ekonomi Bumi Parahyangan pada triwulan I 2025, pun positif. Yakni, ujarnya, 4,98 persen.
Agar perekonomian Jabar lebih bergeliat, Darwisman mengungkapkan, pihaknya menyusun sebuah pengkajian berkenaan dengan potensi dan peluang ekonomi Jabar.
Penyusunan itu, tuturnya, berbasis data, baik kualitatif maupun kuantitatif pada beberapa sektor unggulan. “Satu di antaranya pertanian, sub-sektor holtikultura dan peternakan,” kata Darwisman.
Sektor itu, ujarnya, sangat berpeluang tampil sebagai komoditas potensial. Prospeknya pun, sahutnya, terbuka.
Selain pengkajian, tambahnya, melalui pendekatan komprehensif, plus beberapa pertimbangan, semisal aspek keberlanjutan dan investasi, pihaknya pun menyusun road map Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) yang selaras dengan dengan Rencana Pembangunan Daerah Jabar periode 2025-2029. (win)