PENTAS.TV – BANDUNG, Selama bertahun-tahun, korporasi-korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak hanya berkomitmen untuk terus menjadi penopang beragam program pemerintah melalui torehan performa dan kinerja mentereng sekaligus melayani dan mengakomodir beragam kebutuhan masyarakat, tetapi juga mengusung misi sosial.
Terbukti, hingga kini, banyak korporasi Merah Putih yang getol serta rutin menggulirkan agenda Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang kini beristilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Satu di antaranya adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero).
Seperti apa geliat aktivitas sosial korporasi yang dahulu bernama Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) itu?
Dalam keterangannya, Raden Agus Dwinanto Budiadji. Executive Vice President (EVP) Corporate Secretary PT KAI (Persero), menegaskan, hingga saat ini, pihaknya rutin melakukan beragam aktivitas TJSL.
Selama 2025, yakni periode 1 Januari-19 Juni 2025, ungkap Raden Agus Dwinanto Budiadji, pihaknya menggulirkan berbagai program TJSL yang nilai totalnya Rp14.89 miliar. Tepatnya, sebut dia, yakni Rp14.896.794.802.
Pemanfaatannya, lanjut dia, pada berbagai bidang secara berkelanjutan. “Misalnya, pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan lainnya,” tandasnya.
Mayoritas dana TJSL itu, sambung Raden Agus Dwinanto Budiadji pihaknya alokasikan pada program bina lingkungan.
Antara lain, ujarnya, agenda KAI Quick Respon, program cepat tanggap dalam kondisi kedaruratan, seperti bencana alam dan krisis sosial.
Raden Agus Dwinanto Budiadji meneruskan, pada aspek kesehatan, ada beragam program TJSL.
Yakni, sebutnya, KAI Sehat Sejahtera, berupa program pelayanan kesehatan masyarakat, meliputi pemeriksaan dan pengobatan gratis menggunakan Rail Clinic.
Lalu, penyuluhan kesehatan. Termasuk, tegasnya, membangun fasilitas sanitasi di wilayah pelosok.
Misi sosial bernuansa pendidikan, tambahnya, pihaknya pun punya program. Yaitu, ujarnya, KAI EduFriend. Sasarannya, tukasnya, adalah kalangan anak-anak yang tinggal pada area sekitar jalur kereta dan wilayah binaannya.
Selain itu, sahut Raden Agus Dwinanto Budiadji, sebagai korporasi Merah Putih sektor transportasi, tentunya, keselamatan, kenyamanan, kelancaran, dan keamanan perjalanan menjadi prioritas.
Karenanya, program TJSL tentang keselamatan pun, tuturnya, pihaknya gulirkan. Bentuknya, ucap Raden Agus Dwinanto Budiadji, sosialisasi dan edukasi keselamatan Perjalanan Kereta (PERKA).
“Juga, ada kampanye anti-kekerasan dan pelecehan seksual pada kalangan wanita,” imbuh Raden Agus Dwinanto.
Bergulirnya agenda keselamatan itu, beber dia, berkat pemanfaatan dana TJSL bernilai Rp1,85 miliar, tepatnya Rp1.859.843.873.
Pemanfaatan lainnya, kata Raden Agus Dwinanto Budiadji, yang bernilai Rp2,68 miliar atau tepatnya Rp2.682.657.549, yakni pada bidang sosial .
Bentuknya, ungkap dia, yakni aktivasi KAI DungMas dan KAI Pling sebagai media konektivitas dengan dengan komunitas.
“Lalu, memperkuat branding desa binaan guna memperkokoh daya saing dan memberdayakan potensi lokal,” urainya.
Soal ekonomi, Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, program TJSL berupa Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK).
Nominalnya, sebut dia Rp2,68 miliar, tepatnya Rp2.682.657.549. Dalam program PUMK, yang bernama Payung Mitra KAI (MiKA) ini, pihaknya tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga mencakup pendampingan bisnis, memperluas akses pasar para pelaku UMK binaan. (win/*)