PENTAS.TV – BANDUNG, Keberadaan kereta sebagai moda transportasi terfavorit masyarakat sejak beberapa tahun terakhir, bukan hanya soal fasilitasnya, tetapi juga beragam keunikan infrastrukturnya. Di antaranya, stasiun.
Selain memiliki nilai historis luar biasa, ternyata, ada enam stasiun di tanah air yang lokasinya pada dataran tinggi. Terungkap, keenam stasiun itu berada di Wilayah 2 Bandung.
Stasiun mana sajakah?
Kuswardoyo, Manager Hubungan Masyarakat Humas PT KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, mengatakan, di wilayah kerjanya, ada enam stasiun yang berlokasi pada dataran tinggi.
“Bahkan, berkatagori stasiun tertinggi di Nusantara,” tandas mantan Manager Public Relations Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) tersebut.
Kus, sapaan akrabnya, menyebutkan keenam stasiun tersebut. Status sebagai stasiun tertinggi yakni Nagreg.
Kus menjelaskan, Stasiun Nagreg berlokasi pada ketinggian hampir 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tepatnya, ucap dia, berketinggian 848 meter mdpl.
Stasiun ini, lanjutnya, terkenal sebagai titik strategis. Keunikannya, jalurnya yang mendaki disertai pesona alam perbukitan dan lembah pada jalur dari dan ke Tasikmalaya.
Posisi Runner up, sambungnya, yaitu Stasiun Lebak Jero. Ketinggian stasiun ini, ujar mantan Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 3 Cirebon tersebut, yakni pada 818 mdpl.
Meski merupakan stasiun mini, tutur dia, Lebak Jero punya keunikan. Yaitu, tukasnya, jalur pergunungan.
Memang, kata Kus, Lebak Jero bukan titik pemberhentian atau pemberangkatan. Akan tetapi, sahutnya, peran Lebak Jero sangat krusial, yakni pengatur lalu lintas kereta mengingat jalur dari dan ke stasiun itu berupa tikungan dan tanjakan.
Predikat stasiun tertinggi ketiga, lanjut mantan Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun ini, adalah Cipeundeuy.
Berlokasi pada ketinggian 772 mdpl, Cipeundeuy termasuk stasiun istimewa. Itu karena, jelasnya, Cipeundeuy merupakan titik pemberhentian seluruh kereta jarak jauh lintas selatan.
“Stasiun Cipendeuy juga sebagai titik pemeriksaan kondisi seluruh rangkaian kereta agar perjalanan tetap aman, lancar, dan nyaman,” urai dia.
Stasiun tertinggi keempat, sahutnya, justru bukan berlokasi di daerah pergunungan atau perbukitan, melainkan perkotaan. Lokasinya, kata Kus, berada di Kota Bandung, yaitu Stasiun Andir.
Walau berada di dekat Pusat Kota Kembang, Stasiun Andir, yang punya background sejarah, berketinggian pada 750 mdpl.
Stasiun yang berpredikat sebagai tertinggi ada urutan kelima, imbuhnya, juga berlokasi di perkotaan, tepatnya, perbatasan Kota Bandung-Kota Cimahi. Yaitu, ucap dia, Stasiun Cimindi.
“Ketinggiannya 736 mdpl. Stasiun ini punya peran penting karena tidak hanya simpul jalur perkotaan, tetapi juga pemberhentian dan pemberangkatan kereta lokal,” beber Kus.
Sedangkan stasiun tertinggi keenam, ungkapnya, berada di luar wilayah Kota-kabupaten Bandung. Adalah Stasiun Cimahi namanya.
Kus menerangkan, Stasiun Cimahi berlokasi pada ketinggian 723 mdpl. Perannya juga luar biasa.
Sebagai titik interkoneksi kereta lokal dan jarak jauh, ujarnya, Stasiun Cimahi juga sabagai jalur penting bagi operasional Whoosh alias Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Pasalnya, jelas dia, Stasiun Cimahi mengkoneksikan jalur yang digunakan Kereta Feeder untuk menuju Stasiun Padalarang.
Tentunya, tegas Kus, seluruh stasiun di wilayah kerjanya, khususnya, yang berpredikat sebagai stasiun tertinggi di Indonesia tersebut punya potensi pariwisata luar biasa apabila pengembangannya secara optimal. (win)