Meski Tantangan Berat, Perbankan Nasional Masih Kinclong, Indikatornya:  Geliat Penyaluran Kredit, Apa Kata Bos OJK?

0
Kinerja perbankan nasional selama semester pertama 2025 tetap positif. (Freepik)

PENTAS.TV – BANDUNG, Adanya berbagai macam dinamika global, seperti trade war antara Amerika Serikat (AS) dan China. Lalu, terjadinya konflik geopolitik Rusia-Ukraina.

Kemudian, perseteruan Iran-Israel. Termasuk perselisihan antara Kamboja dan Thailand.

Tentunya, situasi-situasi itu menyebabkan kondisi beragam sektor ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia, satu di antaranya Industri Jasa Keuangan (IJK) juga terpengaruh.

Meski demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim bahwa performa dan kinerja perbankan nasional tetap gemilang.

” Satu indikator bahwa kinerja perbankan nasional tetap positif. Yakni, soal penyaluran kredit atau pembiayaan,” tandas Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK

Mahendra Siregar mengungkapkan, nilai kredit atau pembiayaan yang disalurkan perbankan pada Juni 2025 yaitu Rp8.059.79 triliun.

Total nominal penyaluran kredit perbankan tersebut, kata Mahendra Siregar, secara tahunan, menggeliat 7,77 persen.

Geliat penyaluran pembiayaan perbankan yang paling gacor yakni kredit investasi. Secara tahunan, ujar dia, pada akhir semester perdana 2025, kredit investasi bergeliat 12,53 persen.

Pergerakan positif tergacor selanjutnya, sahut dia, yaitu kredit konsumsi. Perkembangan ya secara tahunan, ujarnya, yaitu 8,49 persen.

“Selanjutnya, merupakan kontribusi kredit modal kerja, yang perbandingannya dengan akhir Juni 2024, bertambah 4,45 persen,” paparnya.

Hebatnya, sambung Mahendra Siregar, moncernya penyaluran kredit perbankan itu diimbangi oleh pergerakan positif rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross.

Posisi NPL Gross perbankan pada semester awal tahun ini, yaitu 2,22 persen.

Indikator berikutnya, imbuh Mahendra Siregar, yakni bertambahnya nominal pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Nakhoda OJK ini menginformasikan, total nilai DPK yang dikelola perbankan hingga Juni 2025, yakni Rp9,329 triliun.

Posisi DPK pada Juni 2025 tersebut, jelasnya, lebih banyak 6,96 persen daripada periode sama tahun sebelumnya.

“Perkembangan terbanyak yakni CASA (Current Account Savings Account) alias dana murah yang terdiri atas giro dan tabungan, yang masing-masing bebeliat 10,35 persen serta 6,84 persen.

Sedangkan pengelolaan dana mahal, yakni deposito, ungkapnya, hingga Juni 2025, bergairah 4,19 persen secara tahunan.(win/*)