PENTAS.TV – BANDUNG, Bagi generasi 1970-1990 an, ada sebuah sarana transportasi publik yang menjadi primadona kalangan emak-emak, becak.
Namun, seiring perkembangan zaman, perlahan-lahan, peran dan kehadiran becak redup. Eksistensinya kalah oleh maraknya sarana transportasi yang lebih moderen, sepeda motor.
Bahkan, memasuki era digital, becak semakin ditinggalkan publik. Munculnya sepeda listrik semakin “menenggelamkan” becak sehingga eksistensinya nyaris punah
Meski demikian, nyaris punahnya becak menjadi inspirasi bagi korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menggarap teknologi, PT Len Industri (Persero).
Terbukti, pada era pengembangan energi go green berbasis listrik, korporasi Merah Putih yang bermarkas di Jalan Soekarno-Hatta 442 Bandung itu menciptakan sebuah produk inovatif bernuansa retro dan warisan lokal, yakni Blist alias Becak Listrik.
Kehadiran perdana Blist terjadi ketika bergulirnya ajang pameran sistem pertahanan terakbar Asia Tenggara, Indo Defence 2024 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Ide pembuatan Blist, sejatinya, dicetuskan Presiden Republik Indonesia 2024-2029, Prabowo Subianto.
Dasar pemikiran Mantan Komandan Jenderal (Danjen)!Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) ini untuk memproduksi Blist yaitu keprihatinnya melihat kondisi para pengayuh becak, terutama, yang berusia lanjut.
Karena itu, mantan Menteri Pertahanan era pemerintahan sebelumnya tersebut ingin adanya produk inovatif berbasis teknologi yang ramah lingkungan dan berbasis retro serta tradisional guna meringankan para pengayuh becak agar lebih produktif.
Tentunya, kemunculan Blist tidak hanya sebagai fasilitas transportasi yang bisa membantu perekonomian masyarakat lokal, tetapi juga bisa termanfaatkan untuk menggeliatkan kepariwisataan.
“Blist adalah solusi nyata yang berpihak pada lingkungan dan manusia,” tandas Joga Dharma Setiawan, Direktur Utama PT Len Industri (Persero).
Joga Dharma Setiawan meneruskan, kemunculan Blist , yang desainnya memang untuk kemanusiaan, berbasis semangat gotong royong dan keberpihakan kepada masyarakat.
Kemunculan Blist pun, sambungnya, membuktikan bahwa pihaknya bisa memproduksi beragam produk inovatif yang tidak terbatas pada sistem pertahanan.
“Kami juga menunjukkan kapasitas untuk menghasilkan sebuah produk yang berkaitan dengan aspek sosial dan lingkungan,” urai Joga Dharma Setiawan.
Harapannya, cetus dia, kemunculan Blist menjadi titik awal pengembangan kendaraan go green inklusif sekaligus terus berkontribusi, tidak hanya pada sektor pertahanan, tetapi juga demi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan desa wisata.
Sjafrie Syamsoeddin, Menteri Pertahanan, mengapresiasi dan merespon kehadiran Blist secara positif.
Kendati bukan berkatagori peralatan sistem pertahanan, jelas Sjafrie Syamsoeddin, Blist adalah bagian sistem ketahanan rakyat semesta.
Selain berkonsep elektrifikasi, kata dia, desain Blist pun cara mengendarainya mudah. ‘Biaya operasional relatif terjangkau, dan tentunya ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon,” papar Sjafrie Syamsoeddin.
Ini berarti, jelasnya Blist, yang tampilannya tetap berciri khas becak tradisional, bisa berperan sebagai sarana transportasi go green, yang pemanfaatannya cocok pada kawasan urban, termasuk destinasi-destinasi pariwisata. (win)
