Stok Beras Berlimpah, Sang Nakhoda Bulog Bilang Begini; Penyerapan dan Ekspor Yes, Impor No

0
Stok beras nasional yang tersimpan pada sebuah Gudang Penyimpanan Perum Bulog. (Istimewa)

PENTAS.TV – BANDUNG, Demi mendukung dan merealisasikan cita-cita luhur pemerintah pada era kepemimpinan Presiden Republik Indonesia 2024-2029, Prabowo Subianto, korporasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pangan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), getol dan agresif menunaikan penugasan negara berupa penyerapan beras atau gabah kering setara beras.

Berkat agresivitas dan kegesitannya, kini, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sangat berlimpah. 

Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah pada  kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Ahmad Rizal Ramdhani, Direktur Utama Perum Bulog, menginformasikan, hingga Juli 2025, pihaknya menyerap sebanyak 2,76 juta ton beras, tepatnya 2.765.051 ton.

“Sebanyak 75 persen pengadaan atau penyerapan merupakan kontribusi gabah kering. Hasil dan realisasi penyerapan serta pengadaan tersebut menjadi bukti bahwa kami sangat berkomitmen kuat mendukung program pemerintah demi tercapainya swasembada pangan,” tandas Ahmad Rizal Ramdhani.

Pria berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) tersebut meneruskan, masifnya hasil penyerapan dan pengadaan tersebut berimbas positif pada stok CBP.

Posisi CBP terkini, sebutnya, yakni pada 14 Juli 2025, bervolume 4,23 juta ton. Angka tepatnya, kata Ahmad Rizal Ramdhani, yaitu 4.237.120 ton.

Jumlah itu, sambungnya, belum termasuk stok beras komersial, yang volumenya 14.139 ton. Artinya, tambah Ahmad Rizal Ramdhani, secara total, stok beras nasional, yang terdiri atas CBP dan beras komersial, sebanyak 4.251.259 ton.

Pihaknya yakin, bahwa stok beras nasional bervolume total 4,25 juta ton i tu bisa mencukupi kebutuhan pangan nasional.

Meski stok beras berlimpah, tegasnya, demi swasembada pangan,  pihaknya tetap bersiap untuk terus menyerap beras atau gabah kering setara beras para petani lokal, sesuai pengarahan  Prabowo Subianto.

Ahmad Rizal Ramdhani juga berbicara soal importasi beras. Dia menyatakan, pihaknya tidak berkeinginan melakukan impor.

“Kami tidak akan impor beras, tetapi tetap melanjutkan penyerapan dan pengadaan secara maksimal,” cetusnya. Alasannya, jelas dia,  berlimpahnya stok beras, baik CBP maupun komersil.

Sebaliknya, beber dia, pihaknya bersiap untuk mengeksekusi rencana pemerintah untuk mengekspor sekitar 2 ribu ton  beras per bulan ke Malaysia.

Komoditas beras untuk ekspor, terang Ahmad Rizal Ramdhani, yaitu stok CBP, yang pihaknya kelola dan simpan pada gudang-gudang penyimpanan di Kalimantan.

Namun, Ahmad Rizal Ramdhani mengaku belum mengetahui berapa angka pasti volume ekspor beras ke Malaysia itu.

Rencana ekspor sekitar 2 ribu ton beras per bulan ke Negeri Jiran itu mencuat berdasarkan pernyataan Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian.

Sudaryono mengatakan, secara serius, pemerintah berbicara dan berdiskusi dengan Malaysia mengenai potensi dan peluang ekspor 2 ribu ton  beras per bulan tersebut. (win/*)