Walaah, Utang Pinjol Warga Jabar Melebihi Jakarta, Angkanya Fantastis, OJK Ungkap Datanya

0
Rasio kredit macet pinjol di Jabar pada Februari 2025 yakni 3,38 persen. (Ilustrasi Freepik)

PENTAS.TV – BANDUNG, Terus berkembangnya teknologi informasi berbasis digital memang mempercepat, mengefisienkan, dan mengefektifkan beragam aktivitas berbagai bidang, termasuk ekonomi. Sektor Industri Jasa Keuangan (IJK) contohnya.

Hadirnya sistem digital melahirkan skema pembiayaan yang lebih cepat daripada perbankan. Yakni, munculnya Financial Technology (Fintech) Peer to Peer (P2P) Lending atau pinjaman online (pinjol) dan kini beristilah pinjaman dalam jaringan (daring) alias pindar.

Pada satu sisi, pinjol atau pindar mempermudah dan mempercepat seseorang memperoleh pembiayaan. Namun, hal itu bukan berarti tidak memunculkan persoalan. Pasalnya, tidak sedikit para debitur pinjol yang mengalami gagal bayar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginformasikan, ada lima provinsi yang persentase rasio kredit macet pembiayaan pinjol terbesar.

Berdasarkan data Statistik Lembaga Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), ternyata, bukan Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta yang nominal pinjol dan rasio kredit macetnya terbesar, melainkan Jabar.

Data itu menunjukkan, bahwa Jabar menjadi provinsi yang punya utang bernilai Rp20,23 triliun, yang penyalurannya bagi 6,44 juta nomor rekening. Sebanyak 3,38 persen nilai pembiayaan di Jabar itu menjadi piutang pinjol.

Masifnya nilai pembiayaan pinjol di Jabar itu melebihi DKI Jakarta, yang nominalnya Rp12,55 triliun.

Penyaluran dana pembiayaan pinjol di DKI Jakarta itu diterima 2,64 juta nomor rekening aktif. Rasio pembiayaan bermasalah di kota yang pada abad 15 bernama Sunda Kalapa tersebut yakni 3,21 persen.

Setelah DKI Jakarta, Jatim pun punya utang pinjol yang nominalnya akbar. Nominal pembiayaannya hingga Februari 2025, pada level Rp10,02 triliun yang diterima 2,82 juta nomor rekening.

Sebesar 2,98 persen di antaranya menjadi piutang perusahaan penyelenggara pinjol alias berstatus kredit macet.

Di belakang Jatim, ada Jateng. Hingga Februari 2025, nilai pembiayaan pinjol warga Jateng bernominal Rp6,7 triliun, yang penyalurannya diterima 2,82 juta nomor rekening.

Akan tetapi, sebesar 2,84 persen total pembiayaan menjadi utang publik Jateng.

Sedangkan pada provinsi yang memiliki utang pinjol terakbar berikutnya adalah Banten. Di provinsi ujung barat Jawadwipa ini, nominal pembiayaan pinjol yaitu Rp6 triliun yang diterima 1,64 juta nomor rekening. Rasio kredit macetnya 2,74 persen.

Lima Provinsi Berutang Pinjol Terbanyak pada Februari 2025

  1. Jabar
    Nominal pembiayaan pinjol: Rp20,23 triliun
    Rasio kredit macet; 3,38 persen
  2. DKI Jakarta
    Nominal pembiayaan pinjol: Rp12,55 triliun
    Rasio kredit macet; 3,21 persen
  3. Jatim
    Nominal pembiayaan pinjol: Rp10,02 triliun
    Rasio kredit macet; 2,98 persen
  4. Jateng
    Nominal pembiayaan pinjol: Rp6,7 triliun
    Rasio kredit macet; 2,84 persen
  5. Banten
    Nominal pembiayaan pinjol: Rp6 triliun
    Rasio kredit macet; 2,74 persen. (win/*)