Terungkap, Ini Dasar Bergulirnya Rencana Reaktivasi Jalur Kereta di Tatar Pasundan Versi KAI, Apakah Itu?

0
KAI Daop 2 Bandung aktifkan Lodaya tambahan pada momen long weekend Jumat Agung Wafatnya Yesus Kristus. (Istimewa)

PENTAS.TV – BANDUNG, Ada anekdot, bahwa Tuhan menciptakan tanah Pasundan saat tersenyum. Banyak kalangan dan para sesepuh Bumi Parahyangan berpendapat bahwa terciptanya Jabar saat Tuhan tersenyum tercermin pada beragam kekayaan dan Sumber Daya Alam (SDA), termasuk pemandangan alamnya yang begitu indah.

Nah, sensasi dan suguhan keindahan alam itu bisa dinikmati siapa pun saat berperjalanan menggunakan kereta. Lho kok bisa?

Kuswardoyo, Manager Hubungan Masyarakat Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, berpendapat, indahnya pesona alam tatar Pasundan bisa dinikmati para penumpang karena jalur kereta di wilayah kerjanya memang melintasi sejumlah daerah berpemandangan indah.

“Tidak sedikit jalur kereta di wilayah kerja kami yang melintasi perbukitan, lembah, aliran sungai, dan area pertanian yang luas terbentang,” tandas Kus, sapaan akrabnya.

Beberapa jalur yang menyuguhkan pemandangan serta panorama nan indah dan menyejukkan itu, ujar mantan Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 3 Cirebon tersebut, yaitu Bandung-Cikampek, Bandung-Cibatu-Banjar, dan Bandung-Cibatu-Garut.

Tentunya, lanjut dia, keindahan dan pesona alam Parahyangan itu menjadi modal penting dan nilai tambah bagi kepariwisataan Jabar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, selama 2024, Jabar dikunjungi sekitar 167,4 juta wisatawan domestik (wisdom).

Berbekal SDA mumpuni dan keindahan alam yang bisa lebih menggeliatkan kepariwisataan, tutur mantan Manager Public Relations Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sangat berkeinginan untuk merealisasikan rencana realisasi beberapa jalur kereta yang sejak lama mati suri.

Kus berpandangan, bepergian menggunakan kereta tidak hanya bicara tentang fasilitas transportasi yang bisa mengantarkan seseorang ke tempat tujuan.

Akan tetapi, lanjutnya, juga ada unsur lain, yakni bagaimana para penumpang bisa menikmati perjalanan kereta secara aman, lancar, dan nyaman seraya menikmati suguhan pesona dan panorama alam Jabar.

Agar setiap perjalanan kereta aman, lancar, dan nyaman, hingga kini, pihaknya mengaktifkan beragam kelas kereta. Antara lain, sebutnya, Kelas Ekonomi, Kelas Eksekutif, termasuk kereta wisata.

menggunakan Kereta Panoramic.

“Kereta-kereta wisata, yang terdiri atas Kereta Panoramic, dan juga Kelas Priority serta Luxury, itu terangkai dengan berbagai rangkaian kereta,” papar Kus.

Karena itulah, tegas dia, peran jajarannya bukan hanya tentang menyediakan fasilitas transportasi yang andal guna melayani kebutuhan masyarakat, melainkan juga turut menggelorakan go green tourism.

Tidak itu saja, sahut dia, penggunaan kereta juga sebagai daya dukung untuk mengakselerasinya terealisasinya agenda Net Zero Emission (NZE) 2060.

Secara tidak langsung, tuturnya, penggunaan kereta bisa mengurangi emisi karbon kendaraan.

“Perannya sebagai moda transportasi massal membuat setiap perjalanan antar-kota, bahkan antar-provinsi menjadi lebih efisien,” ujarnya

Sebagai contoh, lebih efisiennya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), baik kendaraan umum maupun pribadi. (win)