PENTAS.TV BANDUNG, Selama beberapa waktu terakhir, korporasi perbankan berlabel Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk (Perseroda) alias bank bjb, diterpa isu kurang sedap.
Korporasi perbankan yang bermarkas di Jalan Naripan Bandung itu terjerat dua pusaran dugaan kasus korupsi.
Yaitu, dugaan kasus mark-up pengadaan iklan dan penyaluran kredit kepada PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex.
Meski demikian, dua dugaan kasus korupsi itu tidak menggoyahkan soliditas performa dan kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) terakbar di tanah air tersebut.
Mengutip publikasi laporan keuangan, hingga semester perdana 2025 berakhir, bank bjb berhasil meraup laba bersih bernilai megah, yakni Rp712,07 miliar.
Sumber perolehan laba bersih terbesar bagi bank bjb selama semester I 2025 yaitu Net Interest Income atau Pendapatan Bunga Bersih yang secara tahunan, menggeliat 9,91 persen. Posisinya yakni Rp3,61 triliun.
Sumber berikutnya, yaitu penyaluran kredit yang perbandingannya dengan semester pertama 2024, bertambah 5,96 persen.
Hingga Juni 2025, bank bjb menggelontorkan kredit atau pembiayaan bernominal Rp144,18 triliun. Sedangkan realisasi penyaluran kredit hingga semester pertama tahun lalu, yaitu Rp136,06 triliun.
Moncernya penyaluran kredit itu diimbangi oleh kualitas rasio Non-Performing Loan (NPL) yang apik.Pada Juni 2025, posisi NPL Gross yakni 2,62 persen.
Tentu saja, geliat-geliat itu menambah kekayaan perbankan pelat Merah tersebut. Hingga akhir semester I 2025, korporasi berkode emiten BJBR ini bernilai Rp215,92 triliun, atau bertambah 4,18 persen secara tahunan.
Bagaimana soal pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK)?
Seperti halnya penyaluran kredit, hingga paruh pertama 2025, nominal DPK yang dikelola bank bjb pada level Rp156,6 triliun, melebihi posisi hingga akhir Juni 2024, yaitu Rp150,2 triliun atau bertambah 4,26 persen secara tahunan. (win/*)