Menyimak Beragam Atraksi di Desa Lamajang

0
Lamajang, Gunung Tilu - Jawa Barat

Bandung, Pentas TV – Desa lamajang terletak di daerah Gunung Tilu, Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Daerah ini sangat menarik untuk dikunjungi karena memiliki beberapa kelebihan. Diantaranya
desa ini memiliki beberapa catatan sejarah yang masih bisa dilihat sampai saat ini, berupa naskah-naskah tua. Naskah-naskah tersebut disimpan secara rapi oleh garis keturunan pendiri desa tersebut berabad silam.

Saat ini naskah-naskah itu sedang dipelajari oleh filolog dari Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengetahui isi dari naskah kuno tersebut.

Selain itu, di Lamajang terdapat beberapa titik yang sangat menarik untuk dikunjungi seperti Kampung Adat Cikondang. Disini terdapat hutan larangan dan juga beberapa artefak kuno seperti lisung tua yang berusia sudah lebih dari satu abad.

Dulunya lisung tersebut dimanfaatkan untuk memproduksi beras bagi warga setempat. Ada juga artefak dan naskah kuno yang menceritakan mengenai kampung tersebut berabad silam.

Mereka juga masih menggunakan penanggalan tradisional yang disebut dengan Tunduk/Kolenjer/Waroge. Fungsinya menentukan naptu tanggal, naptu poe dan wanci.

Naptu tanggal adalah menghitung bulan. Naptu Poe adalah menghitung hari, dan Wanci dipakai untuk menghitung nasib baik, perjodohan dan lain-lain.

Usia Tunduk/Kolenjer/Waroge ratusan tahun hingga kini masih digunakan di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Kesenian tradisional yang masih terjaga hingga saat ini yaitu Seni Beluk, Tarawangsa, Calung, Wawacan, seni menganyam dan Seni Silat Karuhun.

Saat ini daerah Lamajang terutama kampung adatnya masih menggunakan peraturan yang sangat ketat untuk dikunjungi. Harus mendapat izin terlebih dahulu dari pemuka adat kampung tersebut. Terlebih bila berniat mengunjungi hutan larangan yang terdapat di kampung adat tersebut.

Kampung adat ini merupakan bagian dari salah satu destinasi menarik di Desa Lamajang.

Selain itu, Desa Lamajang juga masih memiliki ritual tahunan seperti hajat Solokan yang merupakan hajat atau upacara menghormati sungai atau air.

Disini juga ada beberapa tempat yang patut dikunjungi seperti hutan milik Abah Engkan yang luasnya 1,5 hektar, salah satu tokoh masyarakat Desa Lamajang. Hutan tersebut berdampingan dengan hutan larangan milik Kampung Lamajang.

Abah Engkan juga memiliki sawah terasering di sebelah hutan tersebut. Ada juga paseban yang biasa dipakai warga untuk bermusyawarah.

Kawasan ini juga menyediakan lokasi camping ground bagi tamu yang berminat.

Di Paseban dua lantai seluas 8 x 12,5 meter ini pengunjung juga bisa menginap dengan fasilitas “ala lembur”. Bangunan Paseban nya terbuat dari bahan kayu.

Uniknya, bahan-bahan kayu tersebut adalah hasil dari tanaman Abah Engkan sejak tahun 1980-an.
” Saya sengaja Menanam kayu di hutan ini untuk konservasi air, dan bisa dimanfaatkan kayunya”,ujar Abah Engkan.

Bale Paseban Abah Engkan juga dikenal sebagai sentral Kopi Gunung Tilu Lamajang.

Sosok Abah Engkan menjadi menarik karena merupakan keturunan ke-6 dari Sembah Dalem Lamajang. Ia juga pelopor penghijauan di desa tersebut dan sudah mendapat penghargaan dari tingkat lokal, nasional, bahkan internasional, seperti dari Filipina dan Nicaragua.

Bagi warga luar Desa Lamajang yang ingin berkunjung bisa menghubungi Forum Komunikasi Budaya Adat Lamajang untuk diberi arahan, dengan nomor kontak +62 822-1901-6129