PENTAS.TV – BANDUNG, Publik Jabar tidak perlu merisaukan ketersediaan pangan, khususnya komoditas beras. Pasalnya, stok beras Tatar Pasundan semakin berlimpah.
Apa sebabnya?
Berlimpahnya stok beras Bumi Parahyangan berkat kerja keras dan beragam cara yang diterapkan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Kantor Wilayah (Kanwil) Jabar.
Mohammad Alexander, Pemimpin Perum Bulog Kanwil Jabar, mengungkapkan, gencarnya proses penyerapan gabah kering setara beras petani lokal menjadi faktor penting masifnya volume stok beras Jabar.
“Alhamdulillah, kami bersyukur bahwa hingga 11 Mei 2025, volume penyerapan gabah kering setara beras para petani lokal begitu masif, yaitu 352.680 ton,” tandas Mohamad Alexander.
Mohamad Alexander meneruskan, volume penyerapan beras itu lebih banyak 100 persen daripada pencapaian periode sama tahun sebelumnya, yakni sekitar 177 ribu ton.
Tidak itu saja, tuturnya, volume penyerapan tersebut, lanjut dia, merupakan yang terbanyak selama pihaknya berkiprah di Jabar.
Ini berarti, jelasnya, hasil penyerapan hingga 11 Mei 2025 itu setara dengan 63,88 persen target yang diinstruksikan pemerintah.
Secara kumulatif, kata dia, pihaknya memperoleh instruksi pemerintah supaya melakukan penyerapan gabah kering setara beras sebanyak 552.099 ton.
Berlimpahnya hasil penyerapan tersebut, kata Mohamad Alexander, otomatis, memperkuat ketersediaan beras Jabar
Saat ini, ungkapnya, Jabar memiliki stok sebanyak 541.224 ton setara beras. “Begitu banyaknya stok setara beras itu, In Syaa Allah, ketersediaan pangan Jabar, khususnya komoditas beras, dalam kondisi aman,” tegasnya.
Keseluruhannya, kata dia, tersimpan pada gudang-gudang penyimpanan yang pihaknya kelola.
Akan tetapi, beber dia, perbandingan antara hasil penyerapan dan kapasitas gudang yang berjumlah 39 unit, kurang seimbang.
Karena itu, sahutnya, pihaknya menambah kapasitas gudang penyimpanan melalui skema sewa dan pinjam kepada pihak swasta dan pemerintah daerah.
Khusus skema sewa, Mohamad Alexander mengatakan, pihaknya menyewa 44 unit gudang berkapasitas 182.937 ton
kepada pihak swasta.
“Berkenaan dengan skema pinjam pakai, kami melakukannya melalui pola kerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra. Jumlah gudangnya 119 unit. Kapasitasnya kapasitas 131.165 ton,” papar Mohamad Alexander.
Kembali soal hasil penyerapan, melihat kinerja gemilang itu, Mohamad Alexander optimistis pihaknya bisa merealisasikan, bahkan melampaui target penugasan yang diinstruksikan pemerintah pusat.
Dasarnya, dalih dia, hingga kini, beberapa daerah yang berkatagori sentra produksi beras masih melangsungkan agenda panen raya.
Gacornya penyerapan pun, imbuh dia, juga berkat adanya implementasi strategi lainnya. Yakni, ujarnya, mengaktifkan Tim Jemput Gabah dan berkolaborasi dengan beberapa pihak, termasuk para mitra Perum Bulog.
Mohamad Alexander menyampaikan, di antara kota-kabupaten di Jabar, Cirebon merupakan wilayah yang paling berkontribusi penyerapannya. Volumenya 104.537 ton.
Hebatnya, puji Mohamad Alexander, Cirebon pun merupakan wilayah yang penyerapan gabah kering setara beras terbanyak di Nusantara.
“Terbanyak berikutnya adalah Indramayu, yang juga berkatagori sentra produksi beras. Volume penyerapannya yakni 83.353 ton,” sebut Mohamad Alexander.
Produsen beras atau setara beras terbanyak di Jabar
- Wilayah Cirebon: 104.537 ton
- Wilayah Indramayu: 83.353 ton
- Wilayah Karawang: 71.336 ton
- Wilayah Subang: 41.921 ton
- Wilayah Ciamis: 27.392 ton
- Wilayah Bandung: 13.848 ton
- Wilayah Cianjur: 7.950 ton
- Wilayah Bogor: 2.341 ton. (win)