Bandung, Pentas TV – Lahan kritis di Desa Cikande, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencapai luasan sekitar 500 hektare. Pada awal November 2021 saat turun hujan deras, menyebabkan terjadinya banjir bandang.
Untuk mencegah terulangnya kembali kejadian sama, dilakukan penanganan 1.600 pohon.
Penanaman pohon di Desa Cikande itu melibatkan komunitas Hayu Hejo, pengembang Kota Baru Parahyangan, warga di perumahan tersebut, dan Kodim 0609 serta didukung Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
“Penanaman pohon ini akan menjadi kegiatan rutin. Jadi hari ini 1.600 pohon, kemudian nanti secara bertahap kami targetkan agar dalam setahun bisa ditanam 10 ribu pohon,” kata Ryan Brasali, General Manager PT Belaputera Intiland selaku pengembang Kota Baru Parahyangan di sela kegiatan penanaman pohon di Desa Cikande, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Minggu 28 November 2021.
Ia mengungkapkan sampai saat ini sudah 60 ribu pohon yang ditanam di lahan Kota Baru Parahyangan.
“Tujuan dari penanaman pohon atau penghijauan ini supaya tidak terjadi erosi, mencegah bencana, dan juga untuk menghijaukan bumi kita,” ujar Ryan.
Sementara itu, sekitar 911 ribu hektare lahan kritis di Jawa Barat berpotensi menimbulkan bencana longsor hingga banjir bandang.
Dari keseluruhan lahan kritis itu, sekitar 200 ribu hektare berada di kawasan hutan, dari mulai hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Epi Kustiawan mengatakan, data tersebut berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2018. Dari keseluruhan lahan kritis di Jabar, sebagian besar berada di luar kawasan hutan.
“Dari luas 911 ribu hektare itu, 711 ribu hektare ada di luar kawasan hutan, di tanah-tanah milik, itu yang kritis,” kata Epi Kustiawan.
Ia menambahkan, untuk mengatasi lahan kritis itu, Pemprov Jabar menargetkan penanaman 50 juta pohon pada tahun ini.
“Hingga akhir November ini, sudah tercapai 46,6 juta pohon yang ditanam di lahan-lahan kritis di Jawa Barat. Lahan kritis yang dominan itu berada di daerah selatan, seperti Sukabumi, Cianjur, Kami tidak membedakan status kepemilikan lahannya, kami hijaukan kembali lahan kritis tersebut,” tuturnya.